MA Darul Ulum Purwogondo

Jl. Kromodiwiryo Purwogondo RT. 05 / RW. 01 Kalinyamatan Jepara

Terbentuknya Peserta Didik yang Sholih dan Sholihah

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI ELASTISITAS BAGI PESERTA DIDIK KELAS XI MIPA MA DARUL ULUM PURWOGONDO TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Minggu, 18 Desember 2022 ~ Oleh Muhammad Faizuddin, S.Kom. ~ Dilihat 883 Kali

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PADA MATERI ELASTISITAS BAGI PESERTA DIDIK KELAS XI MIPA

MA DARUL ULUM PURWOGONDO

TAHUN PELAJARAN 2022/2023

 

Kandir

MA Darul Ulum Purwogondo

e-mail : bangkandir@gmail.com

 

 

ABSTRAK

Keaktifan dan nilai hasil belajar peserta didik pada materi elastisitas kelas XI MIPA masih rendah, disebabkan karena Guru monoton menggunakan metode ceramah. Penyebab lainnya peserta didik tidak aktif dalam pembelajaran dan kesulitan memahami penjelasan Guru pada pelajaran Fisika. Artikel ini ditulis dari penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL) pada materi elastisitas.

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti memberikan tindakan dalam dua siklus pembelajaran yang terdiri dari dua kali pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan pada  awal bulan Agustus 2022. Subyek penelitiannya adalah 29 peserta didi Kelas XI MIPA MA Darul Ulum Purwogondo. Hasil belajar kognitif diperoleh dari hasil post test, sedangkan keaktifan diperoleh dari lembar observasi dan penilaian kinerja.

Setelah dilakukan penelitian dengan dua kali siklus menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan pada prestasi hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Fisika. Hal ini ditunjukkan dengan hasil tes evaluasi dan nilai belajar peserta didik lebih dari 82,76% peserta didik di atas KKM yakni di atas 73. Bukan hanya itu, tetapi minat belajar peserta didik pun meningkat ditunjukkan dengan aktifnya peserta didik di forum diskusi.

 

Kata Kunci : problem based learning, keaktifan belajar, hasil belajar, materi elastisitas.

 

 

 

PENDAHULUAN

Proses pembelajaran selalu mengikuti perkembangan zaman. Setiap peserta didik berhak mendapatkan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Pelaksanaan pembelajaran tersebut dapat menggunakan model-model pembelajaran. Tujuan dari adanya model pembelajaran yaitu membantu mengembangkan kemampuan peserta didik agar dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

Berdasarkan hasil pengamatan pembelajaran Fisika di Kelas XI MIPA MA Darul Ulum Purwogondo Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara diketahui bahwa hasil belajar peserta didik kurang maksimal, kurang aktifnya peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dan kurangnya semangat peserta didik saat belajar. Dari hasil pengamatan tersebut, peneliti ingin melakukan perubahan dalam kegiatan proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat yaitu model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Model pembelajaran ini menekankan peserta didik berfikir kritis untuk menyelesaikan suatu masalah dari guru dan guru bertindak sebagai fasilitator. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat membuat peserta didik aktif, kreatif, fokus dalam belajar, materi yang disampaikan guru dapat diterima oleh peserta didik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang menekankan masalah kehidupan yang bermakna bagi peserta didik dan peran Guru dalam menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog (Hamdani,2011).

Adapun tahapan atau sintaks model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang akan dikerjakan dalam aktivitas pembelajaran, yaitu : (1) orientasi peserta didik pada masalah, (2) mengorganisasikan peserta didik, (3) membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, (4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Dalam penerapan model pembelajaran ini langkah yang dilakukan diantaranya membuat RPP dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), mempelajari aktivitas Guru dan peserta didik pada setiap tahapan pembelajaran dan sintaks. Selanjutnya melaksanakan kegiatan pada materi mengikuti sintaks dalam model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), sebagai berikut :

  1. Kegiatan pendahuluan (salam pembuka dan do’a, melaksanakan presensi, memberikan apersepsi, memberikan motivasi, menyampaikan kompetensi yang harus dikuasai, tujuan pembelajaran serta menyampaikan penilaian yang dilakukan selama proses pembelajaran).
  2. Kegiatan inti
  3. Fase 1 : Orientasi peserta didik pada masalah. Pada tahap ini peserta didik diminta mengamati masalah pada kehidupan sehari-hari melalui tayangan video.
  4. Fase 2 : Mengorganissikan peserta didik. Pada tahap ini dilakukan pengelompokkan menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 orang dan diminta berdiskusi dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah di dalam LKPD.
  5. Fase 3 : Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik mengumpulkan informasi dari hasil eksperimen dan berdiskusi. Sedangkan Guru membimbing dan mengarahkan peserta didik agar dapat menyelesaikan LKPD.
  6. Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pada tahap ini peserta didik diminta menyiapkan laporan hasil eksperimen dan diskusi kelompok, dan selajutnya setiap kelompok mempresentasikan hasil dari LKPD.
  7. Fase 5 : Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada tahap ini peserta didik diarahkan untuk menganalisis apa yang sudah dipresentasikan dan didorong untuk memberikan tanggapan. Sedangkan Guru memberikan koreksi dan penguatan terhadap apa yang sudah disampaikan.
  8. Kegiatan penutup (kegiatan untuk membuat kesimpulan, evaluasi dengan tes, kegiatan refleksi, menyampaikan rencana pembelajaran berikutnya, salam penutup dan do’a).

 

Pada penerapannya, model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan gagasan secara eksplisit, memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki peserta didik, sehingga peserta didik tersebut terdorong untuk membedakan dan memadukan gagasan tentang fenomena yang menantang. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini mendorong peserta didik dapat berfikir kreatif, imajinatif, dan reflektif tentang model dan teori, mengenalkan gagasan-gagasan pada saat yang tepat, mencoba gagasan yang baru, mendorong peserta didik untuk memperoleh kepercayaan diri. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah suatu proses pembelajaran yang diawali dari masalah-masalah yang ditemukan dalam suatu lingkungan pekerjaan (Muhson, 2009). Oleh karena itu, salah satu upaya meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran Fisika adalah dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Penelitian ini dilakukan pada rentang waktu 3 Agustus 2022 sampai dengan 26 Oktober 2022.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Kelas XI MIPA MA Darul Ulum Purwogondo hanya terdiri dari satu kelas atau satu rombel. Jumlah peserta didik laki-laki ada 13, peserta didik perempuan ada 16 anak, total peserta didik satu kelas ada 29 peserta didik. Pada kondisi pembelajaran normal ini, lebih dari sebagian peserta didik sulit memahami materi yang disampaikan dalam bentuk catatan, rangkuman maupun membaca buku pegangan peserta didik. Kondisi awal peserta didik kelas XI MIPA adalah 59,90% peserta didik mendapat nilai di bawah KKM yaitu 73 pada tes. Di samping itu, kondisi peserta didik tidak aktif dalam pembelajaran dan kesulitan memahami penjelasan Guru pada pelajaran Fisika. Peserta didik yang kesulitan pada akhirnya menjadi kurang termotivasi dan kurang aktif dalam mengikuti pelajaran.

 

Deskripsi Siklus I

  1. Perencanaan
  • Siklus I direncanakan berlangsung selama satu kali pertemuan, yaitu 2 × 45 Dengan perincian 10 menit untuk pendahuluan, 60 menit untuk kegiatan inti meliputi penjelasan materi dari Guru, kegiatan diskusi dan presentasi. 20 menit untuk penutup meliputi post test, pemberian tugas dan refleksi.
  • Guru menyiapkan tayangan powerpoint berisi materi pelajaran yang akan dipelajari.
  • Guru menyiapkan LKPD untuk nanti dapat dikerjakan oleh peserta didik secara berkelompok saat pembelajaran berlangsung.
  • Guru menyiapkan soal-soal yang akan dikerjakan oleh peserta didik sebagai evaluasi (post test) di akhir pertemuan.
    1. Pelaksanaan
  • Pada awal pelajaran, Guru memotivasi peserta didik untuk dapat belajar dengan baik.
  • Melalui tayangan powerpoint, peserta didik memperhatikan seputar masalah sehari-hari yang berkaitan dengan Elastisitas.
  • Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok diskusi yang terdiri dari 4 – 5 orang. (penyebaran peserta didik dalam kelompok diatur berdasar kemampuan heterogen).
  • Peserta didik menuju kelompok yang sudah ditentukan dan mempersiapkan LKPD yang sudah dibagikan oleh Guru.
  • Peserta didik diminta mengamati (membaca), memahami dan mengajukan hal-hal yang belum dipahami terkait masalah yang disajikan (mengamati).
  • Pada saat diskusi berlangsung, beberapa peserta didik tampak hanya diam dan tidak terlibat dalam diskusi sama sekali. Peserta didik yang tidak aktif juga tidak mampu menjawab ketika diberi pertanyaan oleh Guru. Namun peserta didik yang terlibat aktif dalam diskusi dapat menjelaskan dengan baik ketika diberi pertanyaan oleh Guru ataupun ketika diminta menjelaskan materi yang sudah disaksikan di tayangan video. Akan tetapi, jumlah peserta didik yang aktif lebih sedikit dibandingkan dengan yang tidak aktif hanya sekitar 62,07% dari keseluruhan peserta didik di kelas.
  • Pada saat penutup, Guru memberikan soal tugas untuk dikerjakan di rumah sebagai umpan balik dan menilai pemahaman peserta didik serta refleksi tentang pembelajaran pada pertemuan tersebut.
    1. Observasi dan Interpretasi
  • Pada observasi diperoleh data : 50% peserta didik masih sulit memahami materi Elastisitas sub materi Hukum Hooke dengan ditandai nilai evaluasi pertama di bawah KKM. Hal ini juga dapat dilihat dari komentar anak pada kolom komentar pada video yang kurang aktif.
  • Dari 29 peserta didik, hanya 14 anak yang kemudian bertanya pada Guru untuk memperjelas materi pelajaran.
  • Peserta didik yang mengumpulkan tugas tepat waktu ada 18 peserta didik juga, sedangkan 11 peserta didik lain terlambat mengumpulkan.
    1. Analisis dan Refleksi
  • Pada siklus pertama ini masih banyak peserta didik yang kurang aktif dalam bertanya terkait materi pembelajaran.
  • Sudah ada peningkatan respon peserta didik dalam menyaksikan video di youtube dan peserta didik dapat menjawab soal evaluasi lebih baik dari evaluasi pertemuan sebelumnya.

 

Deskripsi Siklus II

  1. Perencanaan
  • Siklus II direncanakan berlangsung selama satu kali pertemuan, yaitu 2 × 45 Dengan perincian 10 menit untuk pendahuluan, 60 menit untuk kegiatan inti meliputi penjelasan materi dari Guru, kegiatan diskusi dan presentasi. 20 menit untuk penutup meliputi post test, pemberian tugas dan refleksi.
  • Guru menyiapkan tayangan powerpoint berisi materi pelajaran yang akan dipelajari.
  • Guru menyiapkan LKPD untuk nanti dapat dikerjakan oleh peserta didik secara berkelompok saat pembelajaran.
  • Guru menyiapkan soal-soal yang akan dikerjakan oleh peserta didik sebagai evaluasi (post test) di akhir pertemuan.
    1. Pelaksanaan
  • Pada awal pelajaran, Guru memotivasi peserta didik untuk dapat belajar dengan baik.
  • Melalui tayangan powerpoint, peserta didik memperhatikan seputar masalah sehari-hari yang berkaitan dengan materi Elastisitas.
  • Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok diskusi yang terdiri dari 4 – 5 orang. (penyebaran peserta didik dalam kelompok diatur berdasarkan kemampuan yang heterogen).
  • Peserta didik menuju kelompok yang sudah ditentukan dan mempersiapkan LKPD yang sudah dibagikan oleh Guru.
  • Peserta didik diminta mengamati (membaca), memahami dan mengajukan hal-hal yang belum dipahami terkait masalah yang disajikan (mengamati).
  • Pada saat diskusi berlangsung beberapa peserta didik sudah tampak terlibat dalam diskusi. Peserta didik yang semula kurang aktif juga sudah berani bertanya menjawab ketika diberi pertanyaan oleh Guru.
  • Pada saat penutup, Guru memberikan soal tugas untuk dikerjakan di rumah sebagai umpan balik dan menilai pemahaman peserta didik serta refleksi tentang pembelajaran pada pertemuan tersebut.
    1. Observasi dan Interpretasi

Pada siklus kedua ini diperoleh data :

  • Adanya peningkatan jumlah peserta didik yang aktif dan berdiskusi. Peserta didik bertanya dengan aktif setelah menyaksikan tayangan powerpoint memuat masalah yang disajikan Guru. Di forum diskusi peserta didik saling berpendapat, saling melengkapi pemahaman dan mengajukan pertanyaan kepada Guru untuk menguatkan konsep yang dipahaminya.
  • Peserta didik yang bertanya pada guru terkait tentang materi Elastisitas sub Materi Hukum Hooke ada 22 peserta didik.
    1. Analisis dan Refleksi
  • Pada siklus kedua ini terdapat peningkatan peserta didik yang aktif bertanya setelah menyaksikan tayangan powerpoint yang memuat masalah yang akan diselesaikan.
  • Sudah ada peningkatan respon peserta didik dalam menyelesaikan masalah dan peserta didik dapat menjawab soal evaluasi dengan lebih baik dari evaluasi pertemuan sebelumnya.
  • Jumlah peserta didik yang aktif menjadi lebih banyak yakni sekitar 86,21% dari keseluruhan peserta didik di kelas. Motivasi belajar peserta didik pun meningkat, hal ini ditunjukkan dengan adanya semangat belajar Fisika yang tumbuh pada diri peserta didik.
  • Peserta didik yang tuntas KKM ada 24 peserta didik. Hasil ini meningkat dari siklus pertama yang hanya 12 peserta didik.

 

Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian dengan dua kali siklus menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan pada prestasi hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Fisika. Hal ini ditunjukkan dengan hasil tes evaluasi dan nilai belajar peserta didik lebih dari 82,76% peserta didik di atas KKM yakni di atas 73. Bukan hanya itu, tetapi minat belajar peserta didik pun meningkat ditunjukkan dengan aktifnya peserta didik di forum diskusi.

Berikut data peningkatan prestasi hasil belajar dan aktivitas peserta didik :

No

Indikator Aktivitas

Sebelum Penelitian

( / peserta didik )

Siklus I

( / peserta didik )

Siklus II

( / peserta didik )

Keterangan

1

Bertanya balik kepada Guru atau peserta didik lain

7

14

22

 

2

Menjawab atau merespon balik ketika ditanya oleh Guru

12

18

23

 

3

Pengumpulan LKPD tepat waktu

12

18

23

 

4

Keaktifan dalam proses pembelajaran

12

18

25

 

5

Ketuntasan nilai hasil belajar

6

12

24

 

 

 

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran Fisika materi Elastisitas di Kelas XI MIPA MA Darul Ulum Purwogondo mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Motivasi belajar peserta didik juga meningkat, hal ini dapat dilihat dari nilai evaluasi yang selalu meningkat, respon peserta didik yang baik ketika diskusi dan keaktifan peserta didik untuk bertanya kepada Guru. Nilai evaluasi peserta didik meningkat dan 82,76% peserta didik tuntas KKM (KKM = 73).

 

 

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di MA Darul Ulum Purwogondo ada beberapa saran yang perlu diperhatikan antara lain :

  1. Diharapkan kepada Guru untuk model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat dijadikan salah satu pilihan yang dapat digunakan Guru dalam pembelajaran Fisika.
  2. Pembelajaran melalui model Problem Based Learning (PBL) sebaiknya dipilih materi yang dapat dikaitkan dengan kejadian fakta atau kontekstual di sekitar peserta didik sehingga peserta didik lebih tertarik dan semangat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
  3. Diharapkan penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat terus digunakan dalam proses pembelajaran di kelas bukan hanya pada materi pokok Elastisitas, tetapi pada materi pokok lainnya.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Anni, Catharina Tri dan Achmad Rifa’i. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES Press.

Belly, Ellya dkk. 2006. Pengaruh Motivasi terhadap Minat Mahasiswa Akuntasi. Simposium Nasional Akuntasi 9 Padang.

Hamdani, M.A. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia. Haling Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Cet-4. Makassar: Badan Penerbit UNM.

Muhson, A. 2009. Peningkatan Minat Belajar dan Pemahaman Mahasiswa Melalui Penerapan Problem-Based Learning. Jurnal Kependidikan.Vol.39, No. 2.

Sukardi. 1987. Bimbingan dan Penyuluhan. Surabaya: Usaha Nasional.

Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

KOMENTARI TULISAN INI

  1. TULISAN TERKAIT